https://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/issue/feedJurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram2024-07-19T13:08:08+00:00Kusniyati Utamikusniyatiutami4@gmail.comOpen Journal Systems<p>Journal Tittle : Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram</p> <p>Initial : JISYM</p> <p>Frequency : 2 issues per year (January & July)</p> <p>DOI : Prefix 10.57267</p> <p>Print ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1180424636">P-ISSN: 1978-8940 </a></p> <p>Online ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210910021069703">E-ISSN 2807-940X</a></p> <p>Publisher : STIKES Yarsi Mataram</p> <p>Indexed : <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/26972">Garuda</a>| <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&authuser=2&user=N7Wh_XkAAAAJ">Google Scholar</a></p> <p><strong>Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram </strong>is a scientific journal published by STIKES Yarsi Mataram. Published online since 2021 with ISSN <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20210910021069703">2807-940X</a> (Online). Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram contains scientific articles resulting from research and critical reviews, case reports, or case studies in the fields of health, nursing, and midwifery. The languages used in this journal are Indonesian and English. The STIKES Yarsi Mataram Scientific Journal is available free (open access) to all readers.</p> <p>Please read these guidelines carefully! Every manuscript sent to the journal editorial office must follow the writing guidelines. If the manuscript does not comply with the author guidelines or any manuscript is written in a different format, the article will be REJECTED before further review. Only manuscripts that are submitted and meet the journal format will be processed further.</p>https://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/article/view/365Terapi Humor Metode Audivisual Meningkatkan Harga Diri Lansia 2024-06-20T05:19:32+00:00Athi Linda Yani Lindayaniathilindayani@fik.unipdu.ac.idArifa Retnowuniarifaretnowuni@fik.unipdu.ac.idMuhammad Ajie Pramonomuhammadajiepramononugroho@gmail.com<p><em>Elderly people can cause various problems, both general and specific, several causes that cause various problems in the elderly, one of which is psychological conditions. Impaired self-esteem in the elderly is one of the factors that causes a decline in self-identity, including pressure caused by people closest to them, such as family who lack confidence in them, pressure from peer groups. The aim of this research is a to identify the self-esteem of the elderly before and after being given humor therapy. Pre-Experimental Research Design with a One Group Pre-Post Test Design approach, using a non-probability sampling technique, purposive sampling method. The total population is 70 respondents. The sample in this study was 30 respondents who had lived in the orphanage for less than 6 months, experienced HDR, were deaf and blind. Humor therapy is given once every 30 minutes. The therapy instrument uses SOP and the RSES questionnaire. The test analysis used is the paired T-Test (α 0.05). The results of the study showed that there was an increase in self-esteem in the elderly after humor therapy with P value (0.00) < α. Humor therapy intervention can significantly be used as an alternative to increase the self-esteem of the elderly. Showing humorous films stimulates respondents to relax and improves mood, reducing depression.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Lanjut usia dapat menimbulkan berbagai masalah baik itu yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus, beberapa penyebab yang menimbulkan berbagai permasalahan pada lanjut usia salah satunya kondisi psikologis. Gangguan harga diri lansia adalah salah satu faktor yang menyebabkan penurunan identitas diri meliputi tekanan yang disebabkan dari orang-orang terdekat seperti keluarga yang kurang percaya akan dirinya, tekanan dari kelompok sebaya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi harga diri lansia sebelum dan sesudah diberikan terapi humor. Desain Penelitian <em>Pra Ekperimental </em>pendekatan <em>One Group Pra-Post Test Design, </em>menggunakan teknik <em>Nonprobality sampling </em>metode <em>purposive sampling. </em>Jumlah populasi 70 responden. Sampel dalam penelitian ini 30 responden yang tinggal di panti kurang dari 6 bulan, mengalami HDR, tidak tuna rungu dan tuna netra. Terapi humor diberikan selama 1 kali dalam 30 menit. Instrumen terapi menggunakan SOP dan kuesioner RSES. Analisis uji yang digunakan adalah <em>paired T-Test </em>(α 0,05). Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan harga diri pada lansia setelah dilakukan terapi humor dengan P <em>value </em>(0,00) < α. Intervensi terapi humor secara signifikan dapat digunakan sebagai alternatif dalam meningkatkan harga diri lansia. Tayangan film humor menstimulus responden menjadi rileks dan meningkatkan <em>mood, </em>mengurangi depresi.</p>2024-07-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Athi' Linda Yani Lindayani, Arifa Retnowuni, Muhammad Ajie Pramonohttps://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/article/view/372Hubungan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi terhadap Gejala Konstipasi pada Anak dengan Suspect Hirschsprung2024-06-20T05:59:22+00:00Heri Bahtiarbahtiarheri709@gmail.comWinda Nurmayaninurmayani.winda81@gmail.comMaelina Ariyantimaelinaariyanti83@gmail.comMonalyssa MonalyssaMonalyssa15@gmail.com<p><em>Hirschsprung disease is a disorder of the nervous system in the lower colon, which starts from the anus to the upper intestine and is congenital. Hirschsprung's disease is a rare condition that causes feces to become trapped in the large intestine. The incidence of Hirschsprung occurs between 1 per 2,000 to 1 per 12,000 live births. The most common symptoms of Hirschsprung disease include constipation. Common causes of constipation are failure to respond to the urge to defecate and lack of fiber and fluid intake. The Purpose of this research is to determine the relationship between meeting nutritional needs and symptoms of constipation in children with Suspect Hirschsprung. This research is a descriptive quantitative research with a retrospective research model with a total of 60 respondents and took place at the Children's Surgery Polytechnic, Provincial Hospital. NTB. The results of this study found that children with Good Nutritional Needs Meeting more than Children with Less Nutritional Needs Meeting which is as much as 55%, while children who experience Constipation Symptoms more than children who do not experience constipation symptoms which is as much as 58.3% and the results of the Chi Square correlation test obtained p-value results of 0.025 less than 0.05 significance values which means that both variables are significantly correlated. There are suggestions for the public to pay more attention to the symptoms of disorders that occur in children, such as symptoms of constipation in children, hard stools and immediately take the child to the hospital if there are serious complaints so that they can be treated immediately.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Penyakit Hirschsprung merupakan kelainan sistem saraf pada usus besar bagian bawah, dimulai dari anus hingga usus bagian atas dan bersifat bawaan. Penyakit Hirschsprung adalah suatu kondisi langka yang menyebabkan tinja terperangkap di usus besar. Insiden Hirschsprung terjadi antara 1 per 2.000 hingga 1 per 12.000 kelahiran hidup. Gejala penyakit Hirschsprung yang paling umum adalah sembelit. Penyebab umum sembelit adalah kegagalan respon terhadap keinginan buang air besar dan kurangnya asupan serat dan cairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemenuhan kebutuhan gizi dengan gejala konstipasi pada anak Suspect Hirschsprung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan model penelitian retrospektif dengan jumlah responden 60 orang dan bertempat di Politeknik Bedah Anak RSUD Provinsi. NTB. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa anak dengan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Baik lebih banyak dibandingkan Anak dengan Pemenuhan Kebutuhan Gizi Kurang yaitu sebanyak 55%, sedangkan anak yang mengalami Gejala Sembelit lebih banyak dibandingkan anak yang tidak mengalami gejala konstipasi yaitu sebanyak 58,3 % dan hasil uji korelasi Chi Square diperoleh hasil p-value sebesar 0,025 lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 yang berarti kedua variabel berkorelasi signifikan. Saran bagi masyarakat untuk lebih mewaspadai gejala gangguan yang terjadi pada anak seperti gejala sembelit pada anak, feses keras dan segera membawa anak ke rumah sakit jika terdapat keluhan yang serius agar dapat segera ditangani.</p>2024-07-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 HERI BAHTIAR, Winda Nurmayani, Maelina Ariyanti, Monalyssa Monalyssahttps://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/article/view/376Peningkatan Pengetahuan Ayah dalam Mencegah Kejadian Stunting Melalui Kelas Ayah 2024-06-20T06:03:33+00:00Nelyta Oktavianisyanelyta@wiraraja.ac.idSugesti Aliftitahsugesti@wiraraja.ac.id<p><em>Stunting is a condition of failure to thrive in children under five due to chronic malnutrition, especially in the first 1,000 days of life. Preventing stunting in children using a family approach consists of three strategies: proper feeding, parenting patterns, and correct hygiene and sanitation practices. Father involvement in caring for toddlers can improve toddlers' health and help prevent stunting. The aim of the research was to determine the effect of father's class on increasing father's knowledge in preventing stunting. The research design is pre-experimental, one group pre-post test design. The sample in this study was 20 respondents with the sampling technique used was purposive sampling technique. The independent variable is education about stunting through father's class and the dependent variable is knowledge level. The tool used to measure the level of knowledge is a questionnaire. The data was processed using the Paired Samples T Test. The research results showed that there was an increase in the average knowledge after being given treatment 75.20, and the standard deviation was 7.885. The results of pretest-posttest knowledge data analysis using the Paired Samples T Test, the p-value is 0.001 with α=0.05. Because the p-value <α means that there is an influence of father's class on father's knowledge in preventing stunting. By taking Dad's class, Dad will be involved in stunting prevention </em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Pencegahan <em>stunting</em> pada anak dengan pendekatan keluarga terdiri dari tiga strategi yaitu pemberian makan yang tepat, pola asuh, dan praktik higiene-sanitasi yang benar. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan balita dapat meningkatkan kesehatan balita dan membantu mencegah <em>stunting</em><em>. </em>Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kelas ayah terhadap peningkatan pengetahuan ayah dalam mencegah stunting. Desain penelitian adalah pra-eksperimental, <em>one group pra-post test design</em>. Sampel dalam penelitian ini 20 responden dengan teknik pengambilan sample yang digunakan yaitu teknik <em>purposive sampling.</em> Variabel bebas yaitu Edukasi tentang stunting melalui Kelas Ayah dan variable terikat yaitu Tingkat Pengetahuan. Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan adalah kuesioner. Data diolah dengan Uji <em>Paired Samples T Test</em>. Hasil penelitian didapatkan Terjadi peningkatan pada rata-rata pengetahuan setelah diberikan perlakuan yaitu 75,20, dan standar deviasi 7,885. Hasil analisis data <em>pretest-posttest </em>pengetahuan menggunakan uji<em> Paired Samples T Test, </em>nilai <em>p-value</em> yaitu 0,001 dengan α=0,05. Karena nilai <em>p-value</em><α maka berarti ada pengaruh kelas ayah terhadap pengetahuan ayah dalam mencegah stunting. dengan mengikuti kelas Ayah maka ayah ikut terlibat dalam pencegahan stunting.</p> <p> </p> <p> </p>2024-07-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Sugesti Aliftitah, Nelyta Oktavianisyahttps://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/article/view/393Efektifitas Senam Ergonomik Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Penderita Gout Arthritis2024-06-27T01:53:55+00:00Baiq Ruli Fatmawatiyulithafatmawati@gmail.comKurniati Prihatinsyaefaturrahman@gmail.comMelati Inayati Albayanimelati.albayani@gmail.com<p><em>Arthritis Gout is a metabolic disease in which the body cannot uric acid resulting in a lot of uric acid which causes joint pain and is often experienced by most of the elderly. Various pharmacological and non-pharmacological treatments were carried out to reduce uric acid levels. Arthritis Gout can be intervened with non-pharmacological therapies, including ergonomic exercise. Ergonomic gymnastics is a muscle movement combined with breathing techniques. Objective: This study aimed to identify the effect of ergonomic gymnastics on uric acid levels in people with arthritis gout in the working area of the Public Health Care Center of Penimbung, Penimbung Village. This research is a Pre-experimental study with a one-group pretest-posttest Design. Sampling techniques used purposive sampling. There were 16 elderly people as samples. Data analysis was a paired t-test to investigate the effect of ergonomic gymnastics before and after the therapy. Result: The results showed that ergonomic exercise can reduce uric acid levels in the elderly with arthritis gout where the value=0.000. It is recommended that elderly people who suffer from gouty arthritis do ergonomic exercises at least once a month to reduce uric acid levels.</em></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Gout arthritis merupakan penyakit metabolik dimana tubuh tidak mampu mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang dapat mengakibatkan nyeri pada persendian dan sering dialami oleh sebagian besar lansia. Pengobatan farmakologi dan non farmakologi dilakukan untuk dapat menurunkan kadar asam urat. Penatalaksanaan gout arthritis dengan terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan senam ergonomis. Senam ergonomis merupakan rangkaian gerakan otot yang dikombinasikan dengan tehnik pernapasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengaruh senam ergonomis terhadap penurunan kadar asam urat pada penderita gout arthritis diwilayah kerja Puskesmas Penimbung Desa Penimbung. Penelitian ini menggunakan metode Pre Experimental dengan rancangan One Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 16 orang. Analisa data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan analisis bivariat yang dilakukan dengan menggunakan uji statistik paired t-test. Hasil: ada pengaruh senam ergonomis terhadap kadar asam urat pada penderita gout arthritis dengan nilai <em>p</em>=0.000. Disarankan agar lansia yang menderita gout arthritis dapat melakukan senam ergonomik minimal 1x sebulan untuk menurunkan kadar asam urat.</p>2024-07-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Baiq Ruli Fatmawati, Kurniati Prihatin, Melati Inayati Albayanihttps://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/article/view/401Studi Kasus Penerapan Minuman Lemon untuk Menurunkan Berat Badan pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan2024-07-04T12:10:11+00:00Revina Ulirevinauli737@gmail.comArlyana Hikmantiarlyanahikmanti@uhb.ac.idFauziah Hanumfauziahhanum@uhb.ac.id<p><em>The Family Planning Program is a government program to reduce population by regulating birth spacing. The highest number of contraceptive users in Indonesia is injectable birth control. The side effect with the highest frequency is weight gain because the content in DMPA is the hormone progesterone, which can stimulate the appetite control center in the hypothalamus, causing excessive appetite. Lemon is a fruit that is low in calories but rich in fiber and also low glycemic. That why this fruit is very suitable for dieting because it can help you lose weight and its high oxidant content can help burn fat and remove toxins from the body. The general aim of preparing this report is to gain knowledge about the application of lemon drinks for weight loss in injectable contraceptive acceptors. 3 months. The method used was to find 5 respondents and provide a way to make a lemon drink to lose weight for 3-month family planning acceptors which were carried out for 7 days in the Bawang 1 Banjarnegara Community Health Center area. The technical implementation will be carried out on 22 – 30 December 2023 with interview techniques and giving lemons to injectable birth control acceptors who are experiencing weight gain in the Bawang 1 Banjarnegara Community Health Center area. The results obtained after respondents consumed lemon drinks for 7 days were that 2 respondents experienced a loss of 1 kg, 2 respondents experienced no decrease, and 1 respondent experienced a weight gain of 2 kg. The average result is a weight loss of 0.4 kg.</em></p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p>Program Keluarga Berencana yaitu program pemerintah untuk menekan jumlah penduduk dengan cara mengatur jarak kelahiran. Angka pengguna kontasepsi di Indonesia yang paling tinggi yaitu KB suntik. Efek samping yang paling tinggi frekuensinya yaitu kenaikan berat badan karena kandungan pada DMPA yaitu hormon progesterone, yang dapat merangsang pusat pengendalian nafsu makan yang ada di hipotalamus sehingga menyebakan nafsu makan yang berlebihan. Lemon merupakan buah yang rendah kalori tetapi kaya serat dan juga rendah glikemik. Itulah mengapa buah tersebut sangat cocok digunakan untuk diet karena bisa membantu menurunkan berat badan serta kandungan oksidannya yang tinggi dapat membantu membakar lemak sekaligus mengeluarkan racun dalam tubuh.Tujuan umum dari penyusunan laporan ini memperoleh pengetahuan tentang penerapan minuman lemon untuk menurunkan berat badan pada akseptor KB suntik 3 bulan. Metode yang dilakukan mencari 5 responden dan memberikan cara membuat minuman lemon untuk menurunkan berat badan pada akseptor KB 3 bulan yang dilakukan selama 7 hari di wilayah Puskesmas Bawang 1 Banjarnegara. Teknis pelaksanaan dilakukan pada tanggal 22 – 30 Desember 2023 dengan Teknik wawancara serta pemberian buah lemon kepada akseptor KB suntik yang mengalami peningkatan berat badan di wilayah Puskesmas Bawang 1 Banjarnegara. Hasil yang diperoleh setelah responden mengonsumsi minuman lemon selama 7 hari terdapat 2 responden mengalami penurunan sebanyak 1kg, 2 responden tidak ada penurunan,dan 1 responden mengalami kenaikan berat badan 2kg. Hasil rata-rata penurunan berat badan sebanyak 0,4 kg.</p> <p> </p>2024-07-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Revina Uli, Arlyana Hikmanti, Fauziah Hanumhttps://journal.stikesyarsimataram.ac.id/index.php/jik/article/view/402Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Pengobatan pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 2024-07-05T11:36:25+00:00Septian Perdana In draJayaseptianperdanaindrajaya@gmail.comTjatur Prijambodotjatur.rsm@gmail.comYuli Wahyu Rahmawatiyulirahmawati123.yr@gmail.com<p><strong><em>Introduction:</em></strong><em> Type 2 diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by high blood sugar levels or hyperglycemia. This condition is caused by the pancreas not being able to produce enough insulin. Adherence to taking medication in patients with type 2 diabetes mellitus is very important in the success of therapy. One of the factors that influence adherence to taking medication is family support. Family support can affect the compliance of type 2 diabetes mellitus patients in medical therapy. <strong>Aim:</strong> To determine the relationship between family support and medication adherence in type 2 diabetes mellitus patients in Cilegon General Hospital. <strong>Method: </strong>This research is quantitative with observational analytic through cross sectional approach. The population in this study were patients with type 2 diabetes mellitus at Cilegon General Hospital who met the inclusion criteria using a non-probability sampling technique, the type of purposive sampling. The research instrument used was a questionnaire with data processing using the Chi-Square statistical test. <strong>Results:</strong> Respondents who received good family support with high medication adherence were 39 patients (55.7%), respondents who received good family support with moderate medication adherence were 28 patients (40%), respondents who received adequate family support with compliance 3 patients took moderate medication (4.3%), while patients with adequate family support with high medication adherence were 0 patients (0%). The results of the Chi-Square statistical test obtained a p-value (0.047) below (0.005). <strong>Conclusion:</strong> There is a relationship between family support and medication adherence in type 2 diabetes mellitus patients at Cilegon General Hospital.</em></p> <p> </p> <p><strong>ABSTRAK</strong></p> <p><strong>Pendahuluan</strong>: Diabetes melitus tipe 2 merupakan kelainan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah atau hiperglikemia. Kondisi ini disebabkan pankreas tidak mampu memproduksi insulin dalam jumlah cukup. Kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 sangat penting dalam keberhasilan terapi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat adalah dukungan keluarga. Dukungan keluarga dapat mempengaruhi kepatuhan pasien diabetes melitus tipe 2 dalam terapi pengobatan. <strong>Tujuan</strong>: Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Cilegon. <strong>Metode</strong>: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan observasional analitik melalui pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Cilegon yang memenuhi kriteria inklusi dengan menggunakan teknik non-probability sampling jenis purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket dengan pengolahan data menggunakan uji statistik Chi-Square. <strong>Hasil</strong>: Responden yang mendapat dukungan keluarga baik dengan kepatuhan minum obat tinggi sebanyak 39 pasien (55,7%), responden yang mendapat dukungan keluarga baik dengan kepatuhan minum obat sedang sebanyak 28 pasien (40%), responden yang mendapat dukungan keluarga cukup dengan kepatuhan minum obat sedang sebanyak 3 pasien. pengobatan (4,3%), sedangkan pasien dengan dukungan keluarga cukup dengan kepatuhan pengobatan tinggi sebanyak 0 pasien (0%). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p-value (0,047) di bawah (0,005). <strong>Kesimpulan</strong>: Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD Cilegon.</p>2024-07-19T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Septian Perdana Indra Jaya, Tjatur Prijambodo, Yuli Wahyu Rahmawati